Stakeholder Dalam Manajemen Proyek Sistem Informasi

Tujuan utama manajemen proyek adalah agar proyek dapat dilaksanakan dengan efisien, tepat waktu, dan mecapai hasil yang diinginkan. Seringkali suatu proyek menjadi berlarut-larut dan akhirnya harus mengalami penjadwalan ulang. Tentu saja hal ini akan menyebabkan ketidakefisienan meski akhirnya mampu mencapai hasil yang diinginkan. Bisa juga terjadi proyek selesai tepat waktu tetapi hasil yang dicapai tidak memuaskan. Oleh karena itu, peran perencanaan dalam suatu proyek sangatlah penting. Dimana segala sesuatu harus dimulai dari rencana dan harus disepakati bersama antara para stakeholder yang terlibat dalam proyek.
Berbicara mengenai Stakeholder dalam proyek pada pembahasan kali ini adalah pemilik proyek (project owner), komite pengarah (steering comitte), pengguna hasil proyek (user), dan pelaksana proyek.

1. Pemilik Proyek
Pemilik proyek biasanya merupakan perusahaan atau individu yang memiliki kepentingan awal terhadap hasil proyek. Pemilik biasanya sekaligus juga merupakan penyandang dana ataupun yang mengorganisir dana pihak sponsor.

2. Komite Pengarah
Dibentuk agar proyek dilaksanakan tetap berjalan sesuai rencana dan tetap pada jalur yang benar untuk mencapai hasil sesuai kualitas yang ditentukan dengan memperhatikan batasan-batasan yang biasanya disebut sebagai Segitiga Manajemen Proyek (Project Management Triangle). Segitiga ini terdiri dari : 
  • Waktu. Batasan waktu untuk menyelesaikan proyek sesuai jadwal yang ditentukan.
  • Biaya. Batasan anggaran yang disediakan untuk pelaksanaan proyek.
  • Ruang Lingkup. Batasan atas aktivitas yang harus dilakukan untuk menghasilkan hasil proyek sesuai yang diharapkan.
Project Management Triangle
Fungsi pengarah ini penting karena secara statistik banyak proyek sistem informasi yang dapat dikategorikan gagal. Suatu proyek sistem informasi dikatakan gagal jika tidak memenuhi tiga hal ini :
1. Selesai pada waktu yang direncanakan (time constraint).
2. Menggunakan anggaran di bawah atau sesuai yang ditentukan (cost constraint).
3. Sistem berfungsi sesuai yang diharapkan (scope constraint).

3. Pengguna Hasil Proyek (User)

4. Pelaksana Proyek
Dalam sebuah proyek sistem informasi, selalu ada beberapa orang dengan tugas-tugas berikut ini :
  • Manajer Proyek. Seorang manajer proyek terkadang harus memiliki kualifikasi khusus meskipun tidak harus memiliki keahlian sebagai eksekutor atau pelaksana. Kualifikasi yang umum untuk seorang manajer proyek adalah PMP (Project Management Professional) yang merupakan sertifikasi yang dikeluarkan oleh PMI (Project Management Institute).
  • Analisis Sistem. Ada berbagai sebutan untuk bidang ini seperti Business System Analyst, Business Process Analyst, dan sebagainya. Fungsi utamanya adalah melakukan analisis terhadap sistem informasi yang akan dibangun. Seringkali tugas analisis sistem juga termasuk melakukan analisis kebutuhan (requirements analysis), dengan melakukan wawancara, studi, pengamatan, analisis kasus (use case), ataupun simulasi.
  • Desainer Sistem. Untuk sistem yang lebih kompleks, software yang dibangun akan dirancang melalui tahap yang disebut software architecture yang fungsinya mirip seperti arsitek yang akan membangun rumah. Pada umumnya hasil desain sistem dalam suatu proyek adalah berupa dokumen yang berisi desain dalam beberapa tingkatan atau level, mulai dari gambaran umum sampai lebel mudah. Semakin detail hasil desain akan semakin mempermudah pemrogram untuk mewujudkannya, namun juga membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam menyusunnya.
  • Pemrogram. Banyak sebutan untuk seorang pemrogram, seperti programmer, developer, software engineer, analyst programmer, dan sebagainya. Tugas utamanya adalah membangun software sebagai wujud penerapan sistem informasi dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu, berdasarkan desain sistem yang telah disusun. Pemrogram tidak hanya berupa penulisan bahasa program, tetapi juga pengujian (testing), debugging atau troubleshooting, dan pemeliharaan (maintenance).
  • Tester. Bertugas sebagai penguji untuk menentukan apakah software yang dibangun sesuai dengan desain, juga bisa membantu menemukan kesalahan software, seperti error, bugs, maupun kesalahan logika.
  • Anggota Lain Dalam Tim. Beberapa anggota lain dalam tim adalah instalator (deployer), sistem integrator, trainer dan pendukung teknis (technical support) 
Demikian pembahasan mengenai stakeholder dalam manajemen proyek sistem informasi. Semoga pembaca mendapatkan manfaat dari tulisan ini.
Sumber : Manajemen Proyek Sistem Informasi (Rudy Tantra)

0 Comments